
Guru PAI Pewaris Nilai Nilai Santri
صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ الله صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ (138)
Hari inj diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Momen bersejarah itu beranjak dari dirilisnya resolusi jihad 22 Oktober 1945 oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Semangat dari resolusi itu adalah perjuangan tanpa henti dari belenggu penjajah pasca proklamasi 17 Agustus 1945. Resolusi jihad mewakili spirit kaum santri dalam memperjuangkan kemerdekaan serta ekspresi otentik kecintaan terhadap NKRI, negri yang diperjuangkan oleh ragam elemen bangsa serta menjadi rumah bagi ragam elemen bangsa.
Relevansi hari santri yang berakar pada semangat resolusi jihad, sejatinya tetap menyala sampai hari ini. Kemerdekaan hakiki belum sepenuhnya dinikmati oleh segenap bangsa Indonesia, oleh sebab itu spirit perjuangan untuk merdeka dari keterjajahan ekonomi, keterpurukan bidang pendidikan, terjerat dalam praktek praktek korupsi, serta terjebak dalam dekadensi moral, sikap ekstrimisme menjadi sesuatu yang layak diperjuangkan melalui spirit resolusi jihad.
Tidak bisa dipungkiri bahwa human development index (HDI) kita masih rendah dibanding negara Asean lainnya. Pada tahun 2023, Indonesia di rangking 114 dari 189 negara. HDI adalah indeks gabungan statistik yang digunakan untuk memberi peringkat negara ke dalam empat tingkatan. HDI mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar, yaitu: Bidang kesehatan: usia hidup (logetivity), Bidang pendidikan: pengetahuan (knowledge), Bidang ekonomi: standar hidup layak (decent living).
Dalam hal ini peran pendidikan menjadi garda terdepan dalam perjuangan menuju indonesia yang lebih baik. Pendidikan yang akan menggerek indeks pengembangan manusia Indonesia sejajar dengan negara lain. Jika sumberdaya alam yang dimiliki bangsa ini boleh habis terkuras, tetapi sumberdaya manusia harus terus meningkat dan itu terletak pada nilai strategis pendidikan.
Guru tentu saja menjadi pelaku utama pendidikan, kualita guru menjadi kunci kualitas pendidikan, jika guru tidak merasa perlu meningkatkan mutu, maka sejatinya dia mengabaikan kualitas pendidikan yang menjadi kunci kemajuan bangsa. Guru yang tidak sadar perlunya peningkatan mutu, dan tidak sadar perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebaiknya memang berganti profesi, sebab guru dengan mental seperti itu adalah toxic (racun) bagi pendidikan.
Guru PAI harus mewarisi spirit resolusi jihad, sebab pada jiwanya terpatri nilai nilai tersebut. Guru PAI menjadi pribadi yang bertanggungjawab dalam mewujudkan tiga kosa kata kunci yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional yaitu; iman, taqwa dan akhlak mulia. Tiga kosa kata ini merangkai rumusan lengkap tujuan pendidikan nasional sebagaima tertuang dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003.
Iman, takwa dan akhlak mulia menjadi shibgah (stempel) yang melekat pada agama. Shibgah ini lebih tepat disebut sebagai jati diri sejati dari agama yang hanif. Dengan demikian tujuan pendidikan nasionsl sejatinya dibingkai dengan shibghah agama. Shibgah agama tentu saja bersumber dari Allah SWT (shibghatallah), sebab tidak ada shibghah yang lebih baik selain shibghah (jati diri sejati) yang berasal dari Allah SWT dan dengan shibghah itulah manusia semuanya mengabdi kepada Allah SWT.
Guru PAI bertanggungjawab untuk menanamkan shibghah ini kepada anak didiknya, sehingga menjadi pribadi yang diharapkan memenuhi tujuan pendidikan nasional. Untuk menanamkan shibghatallah (jati diri sejati seduai dengan nilai nilai ketuhanan) ini, seorang guru PAI paling tidak harus menanamkan empat modal shibgah prasyarat yaitu;
1. shibghah ilmiyah (jati diri keilmuan) guru PAI menanamkan etos rasa ingin tahu dan etos belajar siswa pada ilmu agama.
2. shibghah amaliyah (jati diri karya dan amal) guru PAI menanamkan etos untuk berkarya dan beramal soleh kepada muridnya.
3. shibghah ubudiyah (etos spiritual), guru PAI menanamkan nilai nilai spiritual ruhaniyah kepada muridnya.
4. shibghah khuluqiyah (etos berakhlak), guru PAI menanamkan karakter dan nilai moral pada muridnya.
Tentu empat aspek shibghah yersebut tidak bisa dan tidak akan tertanam kepada muridnya, kecuali setelah guru PAI memiliki dan menanamkan pada dirinya terlebij dahulu.
SELAMAT HARI SANTRI 22 OKTOBER 2024.
Kajur PPG UIN SSC
Al Faqir,
Muslihudin.